Pada zaman ini banyak kita temui orang muslim di sekitar kita
mengucapkan ucapan selamat natal kepada non muslim yang dianggap perbuatan
tersebut adalah sikap toleransi umat muslim terhadap mereka (non muslim),
memang pada dasarnya islam mempunyai tolerans yang sangat tinggi kepada
siapapun walaupun kafir selama hal tersebut tidak menerjang norma-norma agama
islam, seperti kita ikut dalam perayaan-perayaan kaum kafir dan ridho kepada
kekafiran mereka dan percaya dengan mereka, saling membantu, saling mencintai,
membantu mereka dengan sebab mereka saudara kita ataupun dengan sebab kita
cinta kepada mereka, maka hal demikian tidak di benarkan oleh islam, seperti
apa yang di firmankan oleh allah dalam al-quran:
{لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ
أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ } الاية — [آل عمران : 28]
"Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin." (QS Al Imran : 28)
Ayat tersebut turun kepada ubadah bin somadt, dahulu ubadah bin somadt mempunyai sekutu kelompok yahudi, ketika rasullah hendak berperang ubadah menewarkan kepada rasullah SAW atas bantuan sekutunya yahudi kepada rasullah SAW sebanyak 500 orang yahudi, maka ketika itu turunlah ayat tersebut.
Hari Natal adalah bagian dari prinsip-prinsip agama Nasrani, mereka meyakini bahwa di hari itulah Yesus Kristus dilahirkan. Didalam bahasa Inggris disebut dengan Christmas, Christ berarti Kristus sedangkan Mass berarti masa atau kumpulan jadi bahwa pada hari itu banyak orang berkumpul mengingat / merayakan hari kelahiran Kristus. Dan Kristus menurut keyakinan mereka adalah jelmaan Allah.
Adapun jika kita berbuat baik kepada mereka (Berbuat kebaikan kepada mereka dalam hal ini adalah bukan dengan ikut memberikan selamat Hari Natal dikarenakan alasan di atas akan tetapi dengan tidak mengganggu mereka didalam merayakannya aspek sosial)sangatlah di anjurkan bagi setiap kaum muslim berbuat baik kepada siapapun walaupun mereka non muslim selama hal tersebut tidak berlebihan dan juga terdapat maslahat kepada kaum muslim, seperti di harapkan akan ke islamanya atau supaya menunjukan kepada mereka keindahan islam sehingga menarik mereka non muslim kepada agama kita, seperti firman allah :
لَا
يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ
يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ
اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ( 8 )إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ
قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُم } الاية —
الممتحنة : 8 ،-9
"Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu
dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil (8)
Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang
yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu
(orang lain) untuk mengusirmu." (QS al Mumtahanah : 8-9)
Adapun yang bersumber dari hadis nabi adalah bahwa dulu pernah di ceritakan bahwa rasullah SAW setiap berangkat sholat beliau selalu melewati pemukiman kaum yahudi, sehingga setiap rasullah SAW jalan di jalan tersebut beliau selalu di ludahin oleh seorang yahudi tua, sehingga pada suatu ketika rasullah SAW lewat di jalan tersebut tidak ada yang meludahi, beliaupun kaget dan menanyakan kepada para sahabat tentang orang tua yahudi tersebut, dan sahabat menjawab bahwa orang tersebut telah sakit, kemudian rasullah menjenguk yahudi tersebut dan yahudi tersebut kaget dan bersangka bahwa rasullah akan membalas dendam kepada dirinya, akan tetapi terjadi sebaliknya rasullah SAW datang ke rumah yahudi tersebut sambil membawa hadiah buat yahudi tersebut (dari cerita ini apakah mungkin rasullah SAW ridho dengan kekufuran yahudi tersebut sampai-sampai rasullah SAW member hadiah?),hal demikian di bolehkan karena terdapat maslahat yaitu dengan dakwahnya rasullah masuklah islam yahudi tersebut, seketika itu pula yahudi tersebut membaca sahadah bersaksi tiada tuhan selain allah dan bahwa rasullah adalah utusan allah.
Dari cerita ini bahwa kita berbuat baik kepada non muslim sangat di anjurkan jikalau hal tersebut di butuhkan seperti cerita di atas.
Pertanyaan :
Apa hukum mengucapkan selamat natal kepada non muslim?
Kami menjawab :
Hukum mengucapkan selamat natal terbagi menjadi tiga :
1. KUFUR, jikalau dengan kita mengucapkan salam tersebut kita ridho dengan ke
kafiran orang non muslim tersebut maka mustahil bagi kaum muslim menyandang
gelar mu’min sedangkan dia meridhoi seorang non muslim dengan kekafiranya
menganggap benar keyakinan mereka (non muslim) Pemberian ucapan selamat Natal
baik dengan lisan, telepon, sms, email ataupun pengiriman kartu berarti sudah
memberikan pengakuan terhadap agama mereka dan rela dengan prinsip-prinsip
agama mereka. Hal ini dilarang oleh Allah swt dalam firman-Nya,
{إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ
وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ وَلَا
تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ
فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ}
[الزمر : 7]
“Jika kamu kafir Maka Sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia
tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia
meridhai bagimu kesyukuranmu itu.” (QS. Az Zumar : 7)
2. HARAM DAN BERDOSA , jikalau tidak memiliki kemaslahatan apapun (seperti
mengucapkan selamat natal kepada keluarga sendiri yang dianggap sebagi sifat
etis saja kepada mereka dan di landasi kecintaan kepada mereka di karenakan
keluarga atau tidak di harapkan ke islamanya) seperti dalam firman allah :
{لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا
آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ} [المجادلة
: 22]
"Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling
berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya,
sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara
ataupun keluarga mereka.“ (QS : al mujadalah : 22)
Dan adapun jika seorang pegawai muslim tidak mengucapkan Selamat Hari Natal kepada boss atau atasannya maka ia akan dipecat, karirnya dihambat, dikurangi hak-haknya, diperlakukan tidak adil, dianiaya. Atau seorang muslim yang tinggal di suatu daerah atau negara non muslim apabila tidak memberikan Selamat Hari Natal kepada para tetangga Nasrani di sekitarnya akan mendapatkan tekanan sosial dan lain sebagainya, maka di perbolehkan dengan alasan darurat, seperti firman allah SWT dalam ayatnya:
{مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ
إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَكِنْ مَنْ شَرَحَ
بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ}
[النحل : 106]
“Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah Dia beriman (dia mendapat
kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir Padahal hatinya tetap tenang
dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya
untuk kekafiran, Maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar."
(QS. An Nahl : 106)
Adapun apabila keadaan atau kondisi sekitarnya tidaklah memaksa
atau mendesaknya dan tidak ada pengaruh sama sekali terhadap karir, jabatan,
hak-hak atau perlakuan orang-orang Nasrani sekelilingnya terhadap diri dan
keluarganya maka tidak diperbolehkan baginya mengucapkan Selamat Hari Natal
kepada mereka.
Wallahu A'lam,,,,